Sahabat Smart Ladori yang berbahagia, salah satu pendidikan karakter yang penting bagi anak adalah tentang kebiasaan berbagi. Namun di sisi lain, kita juga harus mengajarkan anak tentang pentingnya berhati-hati.
Ada sebagian anak yang tidak mau meminjamkan barang miliknya kepada temannya. Tetapi di saat yang lain, ada anak yang takut untuk berkata “tidak” ketika ada temannya yang ingin meminjam barangnya.
Aktivitas pinjam-meminjam sebenarnya merupakan proses pembelajaran mengenai beberapa pemahaman yang harus diketahui oleh seorang anak. Orang tua perlu memahamkan bahwa anak juga harus mengetahui nilai manfaat barang itu sendiri, juga menanamkan keberanian untuk berani menolak ketika ada anak lain yang yang ingin memakai barang tersebut.
Bagaimanakah cara agar aktivitas pinjam meminjam pada anak bisa menjadi suatu pembelajaran karakter yang penting dalam kehidupan anak? Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua…
Pertama, Jangan Memaksa Anak.
Adakalanya anak kita sangat menginginkan suatu barang yang sudah lama ia minta. Tetapi kita baru bisa membelikan barang tersebut kepada anak kita pada kesempatan hari ini. Misalnya, anak sangat menginginkan mempunyai sepeda mini. Sudah lama ia ingin memiliki sepeda mini. Alhamdulillah pada hari ini kita berhasil membelikan sepeda mini yang bagus untuk anak kita. Anak kita pun sangat bergembira dan segera bermain-main sepeda itu. Belum puas ia bermain, tiba-tiba ada anak lain yang ingin meminjam sepeda itu. Anak kita kelihatan tidak rela sepedanya dipinjam, bagaimana sikap kita sebagai orang tua?
Hendaknya kita jangan memaksa anak kita untuk meminjamkan sepedanya. Biarlah ia bermain-main sampai cukup puas. Setelah beberapa hari, cobalah berdiskusi dengan anak. Kita berikan pengertian barangkali temannya memang menginginkan sepeda, tetapi orang tuanya belum mempunyai dana untuk membelinya. Oleh karena itu, berikan pemahaman kepada anak untuk mau berbagi kepada temannya. Tentu dengan catatan bahwa temannya itu juga harus berhati-hati dalam menggunakan sepedanya. Jangan sampai, temannya berbuat ceroboh sehingga justru merusakkan sepeda yang baru saja dimiliki oleh anak kita.
Kedua, Jangan Terlalu Sering Meminjam.
Adakalanya anak kita yang justru ingin meminjam barang milik temannya. Ini adalah wajar karena bisa jadi temannya memiliki suatu mainan yang ia sukai, tetapi anak kita belum memilikinya.
Hal penting yang harus kita tanamkan adalah, pahamkan anak untuk tidak pernah memaksakan keinginannya meminjam mainan ke temannya. Jika temannya tidak mau meminjamkan, maka jangan sampai anak kita memaksa temannya tersebut.
Apabila anak kita sudah berhasil meminjam salah satu barang milik temannya, pastikan anak kita juga menjaga barang tersebut sebaik-baiknya jangan sampai rusak atau hilang. Selain itu, tanamkan kepada anak kita untuk bersegera mengembalikan barang yang ia pinjam sesuai dengan akad yang telah disepakati sebelumnya.
Ketiga, Selektif Memilih Teman.
Harus kita akui, tidak semua anak adalah anak yang baik pendidikannya. Adakalanya, ada anak yang terlahir dari keluarga yang broken home. Akibatnya, anak tersebut memiliki karakter-karakter yang tidak baik.
Kita harus memahamkan anak untuk berhati-hati memilih teman. Tidak semua anak lain bisa dijadikan teman. Anak-anak yang memiliki karakter yang buruk, sebaiknya jangan dijadikan teman. Apabila anak yang dikenal tidak baik perilakunya tersebut ingin meminjam barang anak kita, maka tanamkan keberanian agar anak kita berani mengatakan “tidak” untuk meminjamkan barang tersebut.
Keempat, Pahamkan Konsep Kepemilikan.
Anak boleh meminjamkan barang yang memang miliknya, tetapi tentu ia tidak boleh meminjamkan barang yang bukan miliknya.
Sebagai contoh, ada seorang teman anak yang datang ke rumah kita. Anak lain tersebut tertarik pada salah satu barang dirumah yang merupakan milik orang tua. Tentu saja anak kita tidak memiliki hak untuk meminjamkan barang yang bukan miliknya, yang mana dalam kasus ini adalah milik orang tuanya. Oleh karena itu, anak kita tentu tidak boleh meminjamkan barang tersebut begitu saja. Ia harus minta izin dulu kepada kita selaku orang tua apakah boleh meminjamkan barang tersebut kepada temannya.
Begitu pula sebaliknya, apabila anak kita bermain ke rumah temannya, maka jika ia ingin meminjam sesuatu, maka pastikan ia minta izin pada pemilik barang tersebut. Jika barang tersebut adalah milik orang tua temannya, maka hendaknya juga meminta izin kepada orang tua temannya tersebut. Bukan hanya kepada temannya saja.
Sahabat Smart Ladori yang berbahagia. Demikian beberapa cara untuk mengajarkan anak agar mau berbagi dengan aktivitas pinjam meminjam. Semoga keluarga kita menjadi keluarga baik yang yang suka berbagi dan menjadi teman sejati. (Tim Smart Ladori)