fbpx

Pentingnya Pendidikan Adab

Setiap orang tua tentu ingin anaknya menjadi anak yang pintar. Banyak orang tua yang fokus pada kemampuan akademik anak, baik pelajaran sains maupun hafalan Al Qur’an. Sementara persoalan adab atau attitude tidak jarang justru kurang diperhatikan. Seolah-olah adab itu akan terbentuk dengan sendirinya ketika anak pintar dalam ilmu sains dan banyak hafalan ayat Al Qur’an.  Benarkah demikian?

Ternyata tidak. Orang yang prestasi akademiknya bagus, banyak hafal ayat-ayat Al Qur’an, tidak ada jaminan perilakunya juga akan baik. Bukankah kita bisa menemukan adanya orang-orang yang dipandang berpendidikan termasuk punya pendidikan agama, terapi justru perilakunya jauh dari perilaku orang yang beragama?

Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita jangan sampai hanya fokus pada masalah akademik saja, tetapi melupakan pendidikan adab ini. Adab bukanlah sesuatu yang otomatis muncul ketika anak menghafalkan ayat Al Qur’an atau hadits, ataupun belajar fikih. Tidak otomatis begitu, karena dibutuhkan juga pengkondisian dari orang tua.

Di masa keemasan Islam, para ulama lebih mendahulukan penanaman adab pada anak-anak mereka sebelum belajar materi agama yang lain. Imam Malik pernah berkata : “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Sementara Imam Abu Zakariya al-‘Anbari pernah berkata  : “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar; dan adab tanpa ilmu seperti roh tanpa jasad.”

Tips Pendidikan Adab kepada Anak

Pertama, penanaman aqidah Islam yang tangguh. Pahamkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang berakhlak mulia. Sikap jujur, amanah, sopan, hormat kepada orang tua adalah perintah Allah. Ajak anak memahami ini melalui proses berpikir, bukan semata hafalan.

Kedua, perlakukan anak-anak kita dengan akhlak yang mulia, dengan kasih dan sayang. Jangan mudah memarahi mereka, apalagi dengan kata-kata yang buruk. Berikan panggilan yang baik kepada anak-anak kita. Panggilan yang baik akan tertanam pada jiwa anak bahwa ia anak yang baik.

Ketiga, jadilah orang tua yang peka. Segera berikan respon pada aktivitas anak, baik aktivitas yang positif atau negatif. Apabila anak berperilaku negatif, segera nasihati. Jangan biarkan berlarut-larut anak melakukan kesalahan. Misalnya berkata kurang sopan, kurang menghormati tamu, dan lain sebagainya. Jangan sampai orang tua membiarkan saja sehingga anak merasa bahwa kesalahan tesebut adalah hal yang wajar.

Keempat, nasihati seperlunya. Tidak perlu terlalu berlebihan dalam memarahi anak. Penting untuk memberitahu mana yang benar dan mana yang salah. Bisa jadi anak memang tidak tahu bahwa yang ia lakukan salah. Perhatikan ini sejak dini. Ibarat tanaman, akan mudah membentuknya ketika masih kecil. Potong dahan-dahan yang tidak rapi. Tapi apabila terlanjur besar, maka akan lebih sulit mengaturnya.

Kelima, berikan contoh adab yang baik. Biasakan dalam keluarga untuk selalu berkata-kata yang baik, sopan, tidak mencela, suka menghargai, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini lama-lama akan melekat dalam diri anak kemanapun ia berada.

Keenam, rajin berdoa kepada Allah. Tugas kita sebagai orang tua adalah berusaha sebaik-baiknya. Namun jangan lupa bahwa Allah juga meminta kita untuk berdoa kepada-Nya. Maka memintalah kepada Allah agar memberikan hidayah kepada seluruh anggota keluarga kita. Sekeras apapun hati seseorang, namun bisa lunak apabila Allah menghendakinya.

Demikian beberapa hal tentang pendidikan adab kepada anak. Semoga kita bisa mempraktikkannya di dalam keluarga kita. Aamiin. (www.smartladori.com)

Bagikan tulisan ini ke media sosial :

Komentar

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top