Pernahkah Anda meniup makanan karena panas? Sebaiknya hal ini kita hindari karena Nabi saw pernah bersabda :
Hadis dari Ibnu Abbas r.a.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melarang bernafas di dalam gelas atau meniupi gelas (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).”
Asy Syaukani mengatakan:
لا ينفخ في الإناء لتبريد الطعام الحار ، بل يصبر إلى أن يبرد ، ولا يأكله حاراً ، فإن البركة تذهب منه ، وهو شراب أهل النار
“Jangan meniup di bejana untuk mendinginkannya makanan panas. Namun hendaknya bersabar sampai dingin. Jangan dimakan ketika masih panas. Karena berkahnya akan hilang, dan minuman panas adalan minuman penduduk neraka”
Dalam hadits tersebut di atas memang tidak disebutkan mengenai larangan meniup makanan. Walau demikian, makanan atau minuman mempunyai kesamaan yaitu dikonsumsi oleh manusia, sehingga, hadis tersebut juga dapat berlaku untuk makanan.
Sementara itu dari sisi kessehatan, meniup makanan juga kurang baik karena beberapa alasan :
1. Bisa menyebarkan virus.
Mulut dan napas kita bisa jadi mengandung virus. Apabila kita meniup makanan atau minuman, kemudian kita sajikan kepada orang lain, maka virus tersebut bisa tersebar dan menulari orang lain.
2. Mikroorganisme bisa berpindah dari mulut ke makanan atau minuman.
Makanan hendaknya bersih dan sehat. Apabila kita meniup makanan, maka mikroorganisme atau kotoran dari mulut bisa berpindah ke makanan. Hal tersebut bisa mengganggu kesehatan.
3. Membuat tingkat keasaman makanan naik.
Makanan dan minuman yang panas menganndung uap ait. Apabila kita meniupnya, maka akan terjadi pembentukan senyawa asam karena uap air bergabung dengan karbondioksida dari hembusan napas kita. Senyawa asam tersebut akan mengakibatkan keasaman makanan naik. Makanan yang mengandung kadar asam yang tinggi, bisa mengganggu kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus. (www.smartladori.com)